Senin, 21 April 2014

Rural Youth Camp Di Pandeglang


Acara yang satu ini seharusnya dilaksanakan tanggal 13-14 April 2014. Tetapi karena beberapa hal maka terpaksa harus diundur minggu depannya lagi. Meski adanya pengunduran waktu pelaksanaan tidak merubah sedikitpun kegiatan kami. Malahan terasa lebih ramai dan seru juga. Hal ini begitu tampak dari wajah-wajah para peserta yang mengikuti kegiatan ini.

Sabtu, 19 April 2014 barulah acara ini bisa kami laksanakan. Tema yang kami angkat ialah Rural Youth Cam "kemping muda-mudi desa" bertempat di villa Cadasari - Pandeglang. Dan ditemani beberapa kakak-kakak hebat dan luar biasa. Mereka berasal dari berbagai kampus, BSI Tangerang, UNTIRTA, STKIP Rangkasbitung, UNMA Menes, STAIKHA, dan UNSERA.

Acara yang dimulai bada shalat ashar ini pun cukup meriah, banyak sekali kegiatan yang kami lakukan, mulai dari perkenalan, game, diskusi, motivasi dan makan bareng. Di sana kami menginap satu malam dan setelah dzuhur kami pulang.
***
Anak-anak sudah tidak sabar menunggu kedatangan mobil jemputan. Dari pukul setengah satu mereka sudah menunggunya, tapi mobil itu baru tiba sekitar setengah tiga. Gara-gara terlalu lama menunggu, salah satu peserta pulang lagi ke rumahnya. Beruntung lima anak yang lain tidak terpengaruh dan tetap sabar menunggu.

Waiting Is Tiring itu memang bener..  Menunggu itu sesuatu yang membosankan, melelahkan dan sesuatu yang tidak enak. Untung sekarang jaman sudah canggih, jadi bisa ditanya sudah sampai mana dan bagaimana. Tapi meski jaman sudah canggih kalau tidak ada pulsa, atau yang di SMS tidak membalas, malah bikin penasaran dan 'keuheul' juga..

Meski mobil bak terbuka itu ukurannya kecil, tapi mampu mengangkut anak-anak yang lumayan banyak. Bahkan barang-barang juga masuk di dalamnya. Rata-rata mereka yang ikut sudah kelas X, XI bahkan ada juga yang tinggal menunggu pengumuman kelulusan (kelas XII). Mereka dari sekolah SMK Mifa Tunjung, NEFAL kubang, Mathlabul Huda Koroncong, dan SMP Rancawiru. 

Sekitar 40 menit perjalanan kami menuju tempat tujuan. Setelah tiba, kami langsung menunaikan shalat ashar berjamaah. Setelah itu langsung pembukaan dan dilanjutkan dengan perkenalan serta pembagian kelompok. Begitu tiba waktu shalat magrib, kami langsung berjamaah. Tak ketinggalan kami juga membaca surat yasin dan memohon perlindungan dari marabahaya.

Ada kultum juga, sambil menunggu waktu isya. Selesai sholat isya berjamaah, kami makan bersama dengan nasi yang sudah kami masak sebelumnya. Sebagian kakak-kakak yang lain membeli lauk-pauknya untuk menemani santap malam kami. 

Selesai makan malam, acara pertama dimulai. Yaitu berbagi cerita dari Kak Asep yang sempat ke Korea, dan Kak Fikar. Bagaimana dulu kisah dan perjalanannya ketika mengikuti keliling nusantara dengan kapal pesiar. Tak lupa Kak Fikar juga berbagi tips dan trik bagaimana meraih masa depan.

Setelah itu barulah materi Leadership Training. Video-video singkat diputar di awal, tujuannya untuk menghilangkan suasana jenuh dan bosan. Memasuki materi para peserta diminta untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan dan berapa jumlah skor yang bisa mereka kumpulkan. Dari skor itulah kemudian dibacakan ciri-ciri beserta tipe-tipe orang yang demikian. Banyak yang tertipu dan terkecoh juga dengan tes kepemimpinan ini.

Materi Leadership Training menjadi acara terakhir kami malam itu. Kami pun istirahat dengan lelapnya, dan mulai bangun lagi ketika adzan subuh berkumandang, Setelah shalat subuh kami mempersiapkan game dan sebagian mencari sarapan untuk mengisi perut kami. Beberapa permainan game kami mainkan dan semuanya sangat seru, asyik dan tentunya sangat kaya akan nilai-nilai edukasinya.

Selesai game, kami sarapan dan dilanjutkan dengan materi FGD (Focus Group Discussion). Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan tema "bagaimana meraih kesuksesan". Dari tiap-tiap kelompok menampilkan gaya dan cara mereka masing-masing. Di selembar karton yang sudah panitia siapkan mereka menuliskan point-pointnya dengan jelas.

Sebelum penutupan, ada beberapa pesan dan kesan yang kami (selaku panita) sampaikan kepada peserta. Untuk terus rajin belajar dan meraih cita-cita yang ingin dicapai. Banyak jalan menuju Roma.. jika benar kemauannya maka pasti terbuka jalannya. demikian kata-kata mutiara itu menutup serangkaian acar Rural Youth Camp. []

Untuk melihat foto-foto selama kegiatan KLIK DISINI


Senin, 24 Maret 2014

Menikah Itu Pilihan....


Di tulisan yang sebelumnya, saya sempat menyinggung salah satu sahabat yang ingin menikah muda. Tetapi sahabat saya yang satunya lagi, mereka berdua sudah sama-sama mendapatkan restu dan ridho dari orang tuanya, hanya saja mereka belum mau buru-buru. Alasannya sederhana, menikah itu hanya bukan mencari kesenangannya, tetapi bagaimana membina dan membangunnya setelah menikah kelak.

Kedua sahabat saya ini memang memiliki cara pandang yang berbeda mengenai pernikahan. Mungkin sahabat yang ngebet ingin nikah, memiliki pandangan bahwa menikah itu dapat membawa rezeki. Dengan menikah tentu rezekinya akan ditambah. Semangatnya pula bertambah, karena ada yang memotivasi, melayani serta tempat berbagi, sang istri lah tentunya.

Bagi sahabat saya yang memilih tidak terburu-buru memiliki pandangan bahwa menikah itu harus betul-betul mapan. Ketika menikah semuanya sudah ada, dan tinggal menikmatinya. Sudah punya pekerjaan tetap, rumah, dan kendaraan pribadi. Baru deh nikah. Mungpung masih belum banyak pikiran, jadi fokus mempersiapkan semuanya dulu untuk masa depan. Kalau bisa biaya resepsi pun dari uang sendiri, bukan dari orang tua.

Demikian analisis saya, terkait cara pandang kedua sahabat yang berbeda. Dari keduanya tentu ada sisi positif yang dapat dijadikan pelajaran. Sebagai sahabat dan kawan dekat, tentu saya mendukung semua apa yang menjadi prinsip keduanya.

Bagi saya pribadi, menikah itu pilihan. Jika sudah siap dengan segala konsekuensinya ya kenapa tidak. Toh semuanya sama-sama baik, dan tujuannya juga baik. Bagi yang mampu menikah muda dengan modal nekat ya monggo,... Pasalnya banyak yang berhasil juga. Bagi yang memilih mapan dulu juga ya tak masalah. Diserahkan kepada individu masing-masing.

Dalam sebuah kelas, Ustad Hasyim menyampaikan kepada kami, "Apabila seorang anak itu sudah baligh maka orang tua sudah tidak berkewajiban mengurusinya, begitulah ilmu fiqihnya". Kata Ust. Hasyim. Tetapi karena ada hubungan sosiologislah maka (anak) sampai kuliah pun kebanyakan masih dibiayai oleh orang tua. Padahal jika sudah baligh, sudah dianggap selesai dan bisa menentukan hidupnya sendiri.

Sehingga keputusan menikah untuk anak laki-laki diserahkan kepada dirinya sendiri, tidak ada campur tangan orang tua. Tetapi idealnya, dirembukkan dahulu dan dibicarakan bareng-bareng, demi kebaikan bersama juga. Tetapi secara ilmu fiqh, meski menikah sendiri (tanpa orangtua) ya boleh=boleh saja. Tapi hal itu masih dianggap tabu karena bagaimanapun orangtua harus tahu.

Kalau boleh memilih, saya lebih sepakat dengan sahabat yang pertama. Meski terlihat berat dan penuh tantangan tetapi inilah rahasia Allah. Seberapa besar dan seberapa kuat kita menyandarkan diri kepada Allah. Saya yakin, orang yang menikah muda apalagi modal nekad biasanya sandarannya adalah Allah, dan potensi hidupnya akan sukses. “Tenang, kita punya Allah, semuanya kita serahkan padaNya..” mereka dengan mantap dan penuh keyakinan mengatakannya.

Kalau engkau takut miskin karena menikah, Allah lah yang akan mencukupkan rezekimu. Kenapa harus takut dan bimbang. Toh, Allah itu tidak tidur kok.. Materi itu bisa dicari dan diusahakan, selagi ada usaha pastilah ada jalan.

Tapi, bagi saya di sinilah tantangan yang sesungguhnya. Biasanya pihak dari orang tua yang merasa ragu, bahkan menolak untuk menyerahkan anak perempuannya, kepada lelaki yang bermodalkan nekad karena Allah. Ini kendala pertama. Kendala yang kedua, tak sedikit kaum hawa yang mau diajak demikian, karena masih ragu dengan nasib masa depannya. "Bagaimana masa depan saya nanti..? kebanyakan perempuan mencari lelaki yang sudah mapan.

Bagi sebagian orang, kemapanan diduga akan membawa kebahagiaan. Kita tak akan pernah tahu nasib kita kedepan kok, banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Kadang di atas kadang di bawah, tidak semuanya yang memiliki materi akan berada di posisi atas, dan yang saat ini posisinya di bawah siapa tahu akan berjaya dan berada di atas.

Padahal, kemapanan belum tentu membawa kebahagiaan, ketenteraman dan kedamaian. Rasanya terlalu rendah bila kita mengukur kebahagiaan itu dengan sebuah materi. Saya paling tidak sepakat dengan hal ini. Harta itu penting tetapi bukan yang utama. Karena pada dasarnya yang dibawa mati hanyalah amal. Manusia yang baik ialah yang berpikir jauh kedepan.

Saat ini saya tidak memilih untuk menikah muda, karena sebuah alasan. Sebagai seorang anak yang baik, tugas saya adalah membahagiakan orang tua dulu. Saya lebih memilih orang tua, karena merekalah yang selalu ada buat saya, terutama Ibu. Urusan jodoh, pernikahan, semuanya saya serahkan kepada yang maha kuasa saja. Terpenting jadi anak shalih, memantaskan diri dan memperbaiki diri. [Zah]

Semoga bermanfaat...



Mau Menikah, S3 Dulu....


"Kang kapan sampean nikah..?" salah satu kawan nyeletuk. Dengan nada datar saya pun menjawabnya "belum ke pikiran.. hehehe... " dengan cepat dan sigap saya langsung mengalihkan topik ke yang lain. Sebetulnya, ketika ditanya seperti itu, dalam hati kecil ini tidak bisa dibohongi untuk meng-iya-kan supaya bisa cepat. Teman yang lain hampir semuanya sudah menikah, bahkan ada yang sudah punya dua anak.

Dari satu sisi menikah itu memang sebuah solusi. Apalagi jika sudah siap (baca; mampu) maka menikah pun sangat dianjurkan. Tetapi bagi yang belum siap, menikah harus menunggu waktu yang tepat dan pas.

Salah satu sahabat saya, ia sudah sangat serius untuk menikah. Meskipun kuliahnya belum selesai, dan baru tugas akhir. Pokoknya setelah ia wisuda langsung ijab qabul, itulah rencana yang saat ini ia buat. Orang tua perempuan sudah memberikan  "golden ticket" semua saudaranya sudah pada tahu, tinggal minta doa restu dan ridhanya dari orang tuanya saja.

Hebat bukan? ia memang berani betul..!! Akhirnya saya tahu kenapa ia bisa demikian. Karena beberapa orang yang ia temui kebanyakan menikah muda, sehingga dari sanalah semangat dan keinginan itu terbangun. Bahkan sepupunya juga demikian, dan malah mereka sekarang sukses, senang dan tak kalah penting mereka "dunianya" berlimpah.

Memang perjuangan di awal sangat sulit. Tetapi karena ketekunan berdua dan sudah komitmen dengan pilihan mereka, akhirnya kini berakhir dengan bahagia. Kuncinya hanya satu, yaitu berani. "Katanya.."

Bahkan tadi siang pun (04/07/13) dukungan untuk menikah ia dapatkan dari calon saudaranya. Sebetulnya kami tidak sengaja bertamu ke rumahnya, tetapi karena kebetulan lewat rumahnya kami pun menyempatkan diri untuk bersilaturahmi. Banyak hal yang kami obrolin, salah satunya tentang menikah muda.

Dari percakapan itu saya memetik beberapa poin penting. Terutama persiapan yang harus disiapkan sebelum menikah. Syaratanya adalah S3.

Pertama, Siap mengalami perubahan. Maksudnya adalah perubahan yang tadinya sendiri kini berdua dan selalu ada yang menemani. Jangan takut ketika bangun pagi ada seseorang disebelah kita. Perubahan yang tak kalah pentingnya adalah perubahan diri dari yang ke kanak-kanakan menjadi lebih dewasa dan lebih berwibawa.

Kedua, Siap menerima pasangan kita dengan apa adanya., bukan karena ada apanya. Kekurangan yang ada pada diri pasangan kita harus siap diterima, apapun itu. Jangan menikahi seseorang karena kelebihannya, sebab ketika kelebihan itu hilang pada dirinya maka kita kecewa. Tetapi jika kita menikahi seseorang berdasarkan kekurangannya tentu kita akan lebih mencintainya dengan apa adanya.

Ketiga, Siap memiliki keturunan. Karena cepat ataupun lambat maka kita akan memperoleh keturunan (anak). Dengan adanya keturunan itulah lengkap sudah kebahagiaan kita. Peran kita (laki-laki) tak lagi sebagai seorang suami, tetapi berubah menjadi seorang ayah untuk anak-anak. Di sinilah peran kita bertambah dan sangat diperlukan. Sosok ayah yang baik, rajin, peduli, bertanggungjawab, dan menyayangi keluarga tentu menjadi idaman semua orang. Semoga bermanfaat [zah]

Semoga bermanfaat..